Reporter : Nurhusnida, SKM, M.Kes • Editor : KKP_Padang2
Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Padang yang tergabung dalam Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji Bidang Kesehatan memastikan semua jamaah haji sehat dan bisa melanjutkan perjalanan kembali ke daerah atau rumah masing-masing dan tetap dilakukan pemantaun sampai H+14 oleh petugas kesehatan
Kabupaten/kota tempat asal Jemaah. Tahun ini upaya yang dilakukan oleh PPIH Bidang Kesehatan Debarkasi Haji Padang adalah disamping dilakukan skrining suhu tubuh melalui Thermal Scanner dan Thermal Gun Infrared yang dipasang dekat pintu masuk aula kedatangan juga diperkuat dengan melakukan Deteksi Penyakit dengan melakukan pemantauan langsung terhadap gejala yang ada pada jemaah mulai dari turun pesawat sampai jemaah berada di aula asrama haji. Data ini kemudian di notifikasi ke petugas penanggungjawab haji di masing-masing daerah asal jemaah. Kegiatan ini merupakan hal yang baru pada Debarkasi Haji Tahun ini, karena tidak ada lagi pembagian Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH). Peralihan dari K3JH ke Notifikasi ini merupakan perubahan dalam kebijakan pemantauan kesehatan sebagai upaya BKK Kelas I Padang untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan jemaah haji dengan pendekatan yang lebih modern dan efektif.
Pemantauan ini dimaksudkan sebagai deteksi dini terhadap penyakit menular, diantaranya adalah COVID-19, Mers-Cov, Meningitis, polio, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit No. HK.02.02/C/2782/2022 Tentang Pemeriksaan dan Pengawasan Jemaah Haji di Embarkasi dan Debarkasi
Bidang PPIH Kesehatan Debarkasi Haji telah mengirim 63 notifikasi keseluruh kabupaten/kota yang berada di Sumatera Barat (19 kab/kota) dan 7 kali notifikasi ke Balai Karantina Kesehatan Kelas II Bengkulu dan 1 kali ke Dinas Kesehatan Kota Jambi. Gejala Penyakit yang terjariang adalah batuk, flu, Jemaah yang berobat, Jemaah di observasi di klinik asrama haji dan Jemaah yang dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan, dengan total jumlah 568 kasus (8,62%) dari jumlah Jemaah yang pulang.
Notifikasi ini dikirim disertai link yang harus diinput olen petugas puskesmas tempat asal Jemaah pada pemantauan H+7 dan H+14 sejak dari kepulangan Jemaah dari asrama haji. Namun setelah dilihat dari hasil pemantauan di link, minim sekali petugas puskesmas yang mengentrikan kondisi kesehatan jemaah haji pacsa kepulangan jemaah haji, dimana banyak data jemaah yang kosong.
Diharapkan kedepannya petugas puskesmas untuk lebih lengkap lagi mengisi kondisi kesehatan jemaah haji pada link yang diberikan. Dan untuk deteksi suhu tubuh melalui Thermal Scanner supaya hasil deteksi lebih optimal dan akurat perlu dilakukan kalibarasi pada alat tersebut secara berkala.
Hit: 90