Sabtu, 21 Desember 2024
Selamat Hari Antikorupsi Sedunia (HAKORDIA) • Berdasarkan Permenkes No.10 Tahun 2023 KKP Kelas II Padang berganti nama menjadi Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Padang • Call Center / WhatsApp : 0811-6655-595 • Ayo Vaksin Meningitis di BKK Padang, Kuota Terbatas.. • Pendaftaran Pelayanan Vaksinasi kami berlakukan dengan Sistem Online melalui http://sinkarkes.kemkes.go.id • Bagi Anda Pelaku Perjalanan Ke Arab Saudi, Pastikan Anda Telah Divaksi Meningitis dan Memiliki Buku ICV (International Certificate of Vaccination) • PELANGGAN YANG TERHORMAT, MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANAN ANDA, ADMINISTRASI PELAYANAN JASA, KAMI MENERAPKAN SISTEM PEMBAYARAN ONLINE MELALUI BANK, ATM, DAN KANTOR POS. • BKK Padang Berkomitmen menjadi Wilayah Bebas Dari Korupsi... Berani Jujur...HEBAT!! • Selamat Datang Di Website Resmi Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Padang •
Berita
Info Publik Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Padang
MSN News • Nasional28 November 2016 - 08:56 WIB
Waspadai Gejala Serangan Jantung
Waspadai Gejala Serangan Jantung

Reporter : MSN • Editor : KKP_Padang2

 

Penyakit jantung sampai saat ini  masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat setidaknya 17,5 juta penduduk dunia (30 persen) mengalami kematian akibat penyakit jantung.

Kardiolog Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Budi Yuli Setianto mengatakan gejala serangan jantung biasa ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri di dada. Umumnya gejala disertai dengan keringat dingin, sesak nafas, pusing, mual, dan pingsan.

“Kalau terjadi nyeri pada dada seperti diberi beban berat harus diwaspadai ada gejala serangan jantung. Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter,” tuturnya pada Talkshow Kesehatan Jantung dan Gaya Hidup Masyarakat Moderen di Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM, Kamis (6/10).

Budi menyampaikan, serangan jantung tidak datang secara tiba-tiba. Namun demikian, serangan jantung muncul dengan ditandai rasa ketidaknyamanan ringan di dada. Rasa tidak nyaman itu biasanya bersifat datang dan pergi. Bahkan tidak sedikit penderita jantung yang sudah pernah terkena serangan jantung terkadang tidak bisa mengenali tanda-tanda tersebut. 

Hal ini terjadi karena serangan berlangsung dengan pola dan gejala yang berbeda dari serangan sebelumnya. “25 persen dari seluruh serangan jantung terjadi tanpa disertai dengan tanda-tanda,” ungkap Budi.

Maka itu Budi Yuli menghimbau agar masyarakat segera membawa penderita ke rumah sakit terdekat apabila terjadi serangan jantung mendadak. Pasalnya, setiap menit waktu sangat berarti bagi keselamatan hidup penderita.

“Begitu kena serangan jantung jangan tunda lebih dari lima menit untuk menghubungi petugas kesehatan, atau langsung bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secepatnya,” tegasnya.

Selain itu, hal yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan jantung adalah menjalani pola hidup sehat. Ahli Gizi FK UGM, Toto Sudargo menyampaikan, penyakit jantung dapat dikendalikan dengan mengubah gaya hidup dan diet. Diet sehat dapat dilakukan dengan menjaga asupan protein, garam, lemak dan memperbanyak konsumsi buah serta sayur.

Anjuran konsumsi protein per orang per hari adalah 0,8 gram per kg berat badan. Sedangkan konsumsi garam lima gram per hari. Sementara bagi penderita hipertensi sekitar dua sampai tiga gram per hari. Adapun anjuran konsumsi buah dan sayur sebanyak lima porsi per hari.

Toto menyebutkan bahan makanan yang baik dikonsumsi untuk meningkatkan kesehatan jantung, di antaranya salmon, ikan tuna, sarden, dan ikan kembung. Bahan lain seperti minyak zaitun, gandung, apel, anggur merah, tomat, kedelai, coeklat, dan kacang hijau juga baik dikonsumsi karena dapat menurunkan kolesterol LDL, anti inflamasi, menyegah penyempitan pembuluh jantung, serta bersifat antioksidan.

Pakar Kesehatan Masyarakat FK UGM, Yayi Suryo Prabandari menyampaikan, ada sejumlah tips yang bisa dilakukan untuk menghindari penyakit jantung, salah satunya dengan tidak merokok. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner lebih tinggi terjadi pada kelompok orang yang pernah rutin merokok dibanding dengan yang sama sekali tidak merokok.

"Selain tidak merokok, penyakit mematikan ini dapat dicegah dengan rajin olah raga atau melakukan aktivitas fisik, menjaga pola makan sehat, serta menghindari atau mengelola stress dengan baik," tutur Yayi.

Hit: 770

 
 

Komentar Anda

Aplikasi BKK

Survei Kepuasan Pelanggan


Keterangan:

   Excellent    Good    Average    Bad    Very Bad

Agenda Kegiatan

Kamis, 11 Juli 2024

  • » 
    Pemeriksaan Kualitas Udara
  • » 
    Survei Faktor Risiko Penyakit DBD Kategori I

Agenda Kegiatan Lainnya

Video Terbaru

Media Sosial :

Layanan Telpon : 0751-61637